A. Makna Kiasan
Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat bahasa. Setiap karya sastra menggunakan simbol yang memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol yang digunakan penulis untuk mengungkapkan ide dan perasaannya tersebut. Untuk menentukan simbol dalam karya sastra, kita harus membaca dan mengartikan makna karya sastra tersebut. Majas atau gaya bahasa adakah cara pengarang dalam mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Kata bermakna kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna sebenarnya. Bisa juga disebut kata yang memiliki makna tak langsung.
Makna kiasan yaitu kata yang bukan dalam arti sebenarnya. Misalnya: ”ilham menjadi kambing hitam atas permasalahan yang muncul di keluarga Iqbal.
Kambing hitam artinya seseorang atau sesuatu yang disalahkan atas suatu kejadian, padahal tidak terbukti bersalah.
B. Majas
Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias. Pengertian majas secara umum yaitu gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan pesan secara imajinatif dan kias. Majas bisa dalam bentuk tulisan ataupun lisan dan digunakan dalam karya sastra dengan tujuan mewakili perasaan penulis. Majas terbagi menjadi beberapa jenis dan mengandung pengertian yang berbeda setiap jenisnya. Berikut ini jenis-jenis majas.
1. Majas Perbandingan
Majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan ataupun membandingkan objek yang satu dengan objek lainnya. Gaya bahasa ini dilalui dengan proses penyamaan, pelebihan atau penggantian. Berikut ini merupakan jenis-jenis majas perbandingan :
a. Majas Metafora
Majas metafora merupakan majas yang
menggunakan objek yang sifatnya sama dengan suatu pesan yang ingin disampaikan melalui ungkapan. Jadi. objek yang satu dibandingkan dengan objek lainnya merupakan sifat yang serupa tetapi bukan manusia.
contoh :
~> Pak Anto merupakan tangan kanan pak lurah.
~> Ketika kakakku pergi ke Jepang, dia tidak lupa membelikan buah tangan untukku.
b. Majas Personifikasi
Majas .ini merupakan gaya bahasa yang pengungkapannya seolah-olah menggantikan fungsi benda mati seperti sikap manusia. Gaya bahasa ini disebut juga dapat mengorangkan benda mati.
Contoh:
~> Matahari mulai menyapaku ketika aku membuka jendela kamarku.
~> Malam itu kami menyaksikan api yang menarinari dalam pesta api unggun.
c. Majas Hiperbola
Majas ini merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang kesannya berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal. Contoh:
~> Dia membalas pesanku secepat kilat.
~> Ayahku bekerja banting tulang untuk menghidupi keluargaku.
d. Majas Asosiasi
Majas ini adalah majas yang membandingkan dua objek berbeda, namun dianggap sama. Biasanya majas ini diberikan kata sambung seperti bak, bagaikan ataupun seperti.
Contoh:
~> Orang yang berada di dalam penjara itu seperti burung di dalam sangkar.
~> Anna sudah lama tidak terlihat bagaikan ditelan bumi.
e. Majas Eufemisme
Majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata-kata yang dianggap kurang baik dengan kata-kata yang Iebih halus. Contoh:
~> Di jalan tersebut banyaktuna wisma berada di pinggiran toko.
~> Dia harus diadili di meja hijau.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli penulis. Berikut ini adalah jenisjenis majas pertentangan:
a. Majas Paradoks
Majas ini merupakan gaya bahasa dengan ungkapan situasi asli dengan situasi yang berkebalikan. Contoh:
Riski tetap tersenyum meski di dalam hatinya menangis.
b. Majas Litotes
Majas ini merupakan kebalikan dari majas hiperbola. Gaya bahasa ini bertujuan untuk merendahkan diri, meskipun pada kenyataannya tidak seperti yang dikatakan. Contoh :
Pada hari Minggu lalu teman kantor kami mengunjungi gubug kami.
c. Majas Antitesis
Majas ini merupakan gaya bahasa yang rmemadukan pasangan kata yang memiliki anti bertentangan. Contoh:
Cepat atau lambat kau akan meraih kesuksesan.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang menggunakan kata. kata kiasan yang bertujuan menyindir seseorang, perilaku atau kondisi tertentu. Berikut ini merupakan jenis-jenis majas sindiran.
a. Majas Sinisme
Majas ini menggunakan gaya bahasa yang menyampaikan sindiran langsung kepada hal yang disindir.
Contoh: Malas sekali kamu sampai kamarmu seperti kapal pecah dan kurus sekali kamu sampai terlihat tulang-tulangnya.
b. Majas Ironi
Majas inl menggunakan kata-kata bertentangan dengan fakta yang telah ada dan dimaksudkan untuk menyindir.
Contoh:
~> Pandai sekali kamu sampai tidak naik kelas
~> Ramah sekali kamu sampai aku saja tidak pernah kamu sapa.
c. Majas Sarkasme
Majas ini menggunakan gaya bahasa yang menyampaikan sindiran langsung yang sifatnya kasar dan cenderung seperti hujatan. Contoh: Perempuan itu adalah sampah masyarakat, tidak seharusnya dia hidup di sini.
4. Majas Penegasan
Majas ini merupakan gaya bahasa yang dibuat bertujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada pembaca agar menyetujui ujaran yang diungkapkan. Berikut ini merupakan jenis-jenis majas penegasan.
a. Majas Repetisi
Majas Ini merupakan gaya bahasa repetisi yang dilakukan dengan mengulang kata yang ada dalam sebuah kalimat. Contoh: Meri sangat cerdas. Meri sangat baik. Meri adalah teman dekatku.
b.Majas pleonasme
Majas ini merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata kata yang maknanya sama. Hal Ini dilakukan untuk menegaskan sesuatu.
Contoh :
~> Aku dan keluargaku masuk ke dalam gedung bloskop
~> Dia dipanggil untuk maju ke depan panggung.
C. Unsur Karya Sastra
sebuah karya sastra mempunyai unsur-unsur yaitu: unsur intrinsik dan ekstrinsik.
1. Unsur Intrlnsik
a. Tema
Tema adalah sebuah ide sentral atau pernyataan yang menyatukan dan mengendalikan seluruh unsur karya sastra. Tema dapat mengambil bentuk wawasan singkat dan bermakna atau visi komprehensif kehidupan.
b. Karakterisasi atau Penokohan
Karakter adalah bagian paling penting dari cerita. Jenis-jenis karakter ada 4 yaitu sebagai berikut.
~> Peran Utama: karakter akan seLalu muncul disebagian besar dari alur cerita. ~> Protagonis: karakter tokoh utama dalam cerita.
~> Antagonis: kekuatan yang bekerja melawan protagonis.
~> Pendukung: kni biasanya jarang muncul dalam cerita.Tokoh protagonis hanya muncul sekali atau dua kali dalam sebuah cerita.
c. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap suatu cerita.
Sudut pandang terdiri dari tiga bagian yaitu:
~> Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
~> Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya kata rujukan yang digunakan adalah ”dia" "ia" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita. Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga. Pada sudut pandang
orang ketiga, si penulis berada 'di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh ”dia" di dalam cerita.
~> Sudut pandang campuran, pada sudut pandang campuran, pengarang dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Ada kalanya pengarang ‘masuk’ ke dalam cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu.
d. Plot atau Alur
Plot adalah penataan cerita yang membangun karya sastra. Plot adalah alur yang memberikan peristiwa secara berurutan. Alur terdiri dari beberapa tahapan yang merupakan rangkaian cerita dari awal hingga akhir. Alur dibuat dari urutan peristiwa berdasarkan hubungan sebab-akibat antar satu peristiwa dengan yang lainnya.
Alur juga dapat menggunakan kilas balik tentang maju dan mundurnya waktu dalam cerita.
Unsur yang ada dalam plot adalah sebagai berikut.
~> Pengenalan, merupakan tahapan alur cerita yang paling awal ditemui. Pada tahap pengenalan, penulis memperkenalkan tokoh dalam cerita dan memberikan gambaran tentang latar cerita baik itu berupa tempat, waktu atau keadaan yang dialami tokoh.
~> Munculnya masalah, biasanya masalah yang muncul terjadi karena interaksi (hubungan) antara tokoh utama protagonis (baik) dengan tokoh utama antagonis (jahat). Biasanya ada beberapa masalah yang nantinya akan menjadi pemicu terjadi klimaks (puncak konflik) dalam sebuah cerita.
~> Menuju klimaks masalah (konflik), pada tahapan ini masalah yang diperkenalkan tadi mulai memanas. Biasanya tahapan ini akan memicu rasa penasaran dari pembaca tentang apa yang akan terjadi dan bagaimana sang tokoh menghadapi masalah tersebut.
~> Puncak konflik (klimaks), tahapan ini merupakan puncak ketegangan dalam sebuah cerita dimana sang tokoh sedang berusaha memecahkan masalah tersebut dan akan dihadapkan pada hasil dari tindakannya. Puncak konflik ini merupakan inti dari sebuah cerita, semakin menegangkan sebuah konflik maka akan semakin baik sebuah karya tulis.
~> Penyelesaian, adalah bagian akhir yang menjelaskan tentang konsekuensi yang di dapat oleh sang tokoh atas tindakannya dalam suatu masalah.
e. Pesan Moral
Unsur karya sastra ini terkadang digambarkan sebagai masalah, tapi tidak Iebih dari menawarkan sebuah solusi atau saran pada pembacanya
tentang apa yang harus dilakukan. posisi pesan moral tersembunyi di dalam setiap cerita. Terlepas dari apakah cerita itu benar-benar menawarkan solusi moral atau tidak. Pertanyaan tentang benar dan salah, bagaimana hati nurani kita tergerak memiliki tempat dalam setiap cerita, baik langsung maupun tersirat. inti masalahnya adalah tema, solusinya adalah pesan moral.
2. Unsur Ekstrinsik
Pada unsur karya sastra ekstrinsik diambil dari beberapa latar belakang yaitu:
a. Profil Penulis
Bagian ini berisi tentang kehidupan penulis yang Juga mempengaruhi karya sastra daIam pengaturan dan plot cerita. Jadi, ketika membuat sebuah karya sastra. penulis bisa mencerminkan kembali ke kehidupannya atau lingkungan sekitar.
b. Nilai Sosial
Penulis mungkin akan menulis sesuatu yang menghubungkan pada komunitas di sekitar penulis. bisa juga masalah sosial yang terjadi di dunia atau organisasi! sosial dalam negara tertentu. Latar belakang sosial juga dapat digunakan untuk menggambarkan biografi seseorang dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan mereka saat ini.
c. NiIai Sejarah
Menjelaskan latar belakang historis dapat digunakan untuk mengirim pesan kepada pembaca agar dapat mengambil nilal pada kejadian yang sudah lalu.
d. Nilai Budaya
Tidak jarang penulis terinspirasi oleh nilai budaya, tradisi, atau adat Istiadat yang berlaku di suatu daerah. Misalnya, cerpen yang mengisahkan tokoh utama dalam cerpen yang berasal dari suku tertentu dan berbagal kebiasaan dan adat Istiadatnya.
D. lsi Tersurat dan Tesirat dalam Karya Sastra
Karya sastra mempunyai makna yang secara tersurat maupun tersirat.
1. Menentukan isi Tersurat dalam karya sastra
Makna bersurat adalah makna atau isi yang sudah tergambar dengan jelas melalui kalimat-kalimat yang digunakan dalam karya sastra.
Cara yang dapat dilakukan untuk dapat memaknai isi tersurat dalam karya sastra adalah dengan membaca karya sastra tersebut kemudian memerhatikan unsur-unsur intrinsiknya.
2. Menyimpulkan Isi tersirat dalam karya sastra
informasi tersirat adalah lnformasl yang tersembunyi Menggali lnformasi tersirat dalam karya sastra artinya mencari dan menentukan informasi yang tidak tertulis dengan jelas atau tersembunyi dalam teks sastra.
E. Manganalisis Hubungan Antar Unsur
Menganalisis hubungan antarbagian karya sastra artinya mencari hubungan antara unsur-unsur bembangun karya sastra baik unsur intrinsik maupun Unsur ekstrinsik karya sastra. Misalnya, hubungan antara watak tokoh dengan setting cerita.
F. Menemukan Bukti Watak dan Latar
Watak merupakan sifat dari tokoh dalam suatu cerita. Watak tokoh terdiri dari antagonis (bersifat jahat), protagonis (bersifat baik), dan tritagonis (sebagai penengah antara tokoh jahat dan tokoh baik). Menemukan bukti watak tokoh adalah dengan membaca keseluruhan isi teks.
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa di dalam suatu karya sastra. Fungsi dari latar sendiri yaitu untuk memberikan informasi yang jelas mengenai situasi didalam sebuah cerita.
Macam-macam latar diantaranya sebagai berikut.
a. Latar waktu, yaitu ketika tokoh atau pelaku melakukan sesuatu pada saat kejadian peristiwa dalam cerita yang terjadi. Misalnya: Pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, di zaman dulu, dimasa depan, dan lain sebagainya.
b. Latar tempat, yaitu tempat tokoh atau pelaku mengalami kejadian atau peristiwa di dalam cerita. Misalnya: Di dalam bangunan tua, di sebuah gedung, di lautan, di dalam hutan, di sekoiah, di sebuah pesawat, di ruang angkasa, dan lain sebagainya.
c. Latar suasana, yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika tokoh atau pelaku meiakukan sesuatu. Misalnya: saat galau, gembira, lelah, dan lain sebagainya.
G. Mengaitkan lsi Teks dengan Kehidupan Saat ini.
karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan masa kini. Karya sastra merupakan gambaran kehidupan yang dituangkan melalui tulisan. Terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra
adalah bagaimana ia melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Isi karya sastra merupakan potret kehidupan masyarakat. Nilai-nilai dalam karya sastra berhubungan erat dengan nilai-nilai dalam kehidupan nyata di masyarakat. Bahkan nilai-nilai dalam karya sastra lama (gurindam, hikayat, dan sebagainya). tetap relevan dengan kehidupan masyarakat saat mi.
H. Menilai Keunggulan dan Kelemahan Karya Sastra
Menilai keunggulan dan kelemahan karya sastra artinya menyampaikan kelebihan dan kekurangan karya sastra. Aspek yang dinilai dalam karya sastra adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra. Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan melalui resensi, kritik, dan esai.
Resensi adalah tulisan berisi ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca terhadap sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak.
Resensi buku atau karya sastra berisi informasi-informasi berikut.
1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit,tahun terbit, dan tebal halaman).
2. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku flksi), dan gambaran isi buku (untuk nonfiksi).
3. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku).
4. Kecocokan pembacanya.
Kritik sastra merupakan penilaian baik buruk terhadap karya sastra. Kritik sastra mirip resensi, Akan tetapi, kritik sastra lebih ilmiah daripada resensi, Kritik sastra dapat menilai isi, bentuk, atau peristiwa yang terdapat dalam sastra.
Esai membahas masalah sesuai dengan pendapat penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis menjadi esai yang berbeda. Esai cenderung sederhana. padat, dan fokus kepada masalah. Kalimat~kalimat esai menggunakan kalimat bersifat pribadi. Kalimat dalam esai bergantung kepada kekhasan penulis.
I. Pola Karya Sastra (Berdasarkan Gaya, tema, dan Unsur)
Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra artinya menentukan persamaan dan atau perbedaan antara karya sastra satu dengan lainnya. Karya sastra yang dibandingkan dapat antara
jenis teks yang berbeda (misalnya antara cerpen dan novel) maupun jenis teks yang sama (misalnya sama-sama cerpen atau sama-sama pantun).
Karya sastra dominan melalui gaya bahasa yang indah karena pemahaman khusus melalui keindahan dalam sebuah kata-kata. Adanya cerita dalam sastra terdapat juga tema yang menjadi pokok pikiran/ide yang muncul pada karya tersebut.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan bahasa sedemikian rupa, sehingga kesan dan efek terhadap pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal dan seintensif mungkin.
Dalam suatu karya sastra ada tema sentral dan ada pula tema sampingan. Yang dimaksud tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Yang dimaksud tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
Ada tema yang terus berulang dan dikaitkan dengan tokoh, latar, serta unsur-unsur Iain dalam cerita. Tema semacam itu disebut leitmotif. Leitmotif ini mengantarkan pembaca kepada suatu amanat. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
J. Meringkas lsi Karya Sastra
Meringkas artinya menyajikan secara lebih singkat atau pendek yang berisi haI-hal penting suatu cerita. Bentuk ringkas dari sebuah cerita (misalnya, novel dan drama) disebut dengan sinopsis.
Meringkas dapat dilakukan dengan menyampaikan pokok permasalahan yang disampaikan dalam teks.
TRIK PRAKTlS
Langkah-Langkah Meringkas Cerita
1. Bacalah ceritanya
2. Carilah karakter-karakter utamanya 3.Catatlah latarnya
4.Catatlah konflik ceritanya
5.Catatlah peristiwa-peristiwa utamanya 6.Catatlah kesimpulannya
Alhamdulillah pembahasan sudah selesai semoga bermanfaat 😂 terimakasih telah berkunjung.
Jangan lupa datang kembali☺
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
1 comment